KIM JONG UN MEMPERINGATKAN SERANGAN NUKLIR

Pada 21 Desember 2023, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memperingatkan bahwa negaranya tidak akan ragu melancarkan serangan nuklir jika “diprovokasi dengan senjata nuklir.” Peringatan ini muncul sehari setelah Korea Utara meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) terkuatnya, Hwasong-18.

Peringatan Kim Jong Un merupakan pengingat akan ancaman nuklir Korea Utara terhadap kawasan dan dunia. Negara ini telah mengembangkan persenjataan nuklirnya selama bertahun-tahun, dan telah melakukan serangkaian uji coba rudal balistik, termasuk ICBM.

Latar belakang

Ancaman nuklir Korea Utara semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2022, negara tersebut melakukan serangkaian uji coba rudal balistik, termasuk ICBM. Pada bulan Januari tahun itu, Korea Utara meluncurkan ICBM yang terbang lebih dari 1.700 kilometer dan mencapai ketinggian lebih dari 6.000 kilometer. Ini merupakan peluncuran ICBM pertama Korea Utara sejak tahun 2017.

Pada September 2022, Korea Utara meluncurkan ICBM yang terbang lebih dari 1.800 kilometer dan mencapai ketinggian lebih dari 7.000 kilometer. Ini merupakan peluncuran ICBM terlama yang pernah dilakukan Korea Utara hingga saat ini.

Peluncuran ICBM Korea Utara pada tanggal 20 Desember 2023 adalah yang paling kuat hingga saat ini. Rudal tersebut terbang lebih dari 1.900 kilometer dan mencapai ketinggian lebih dari 8.000 kilometer.

Alasan peringatan tersebut

Alasan peringatan Kim Jong Un tidak jelas. Namun, ia mungkin mencoba mengirim pesan kepada Amerika Serikat dan sekutunya bahwa Korea Utara siap menggunakan persenjataan nuklirnya jika merasa terancam.

Peringatan Kim Jong Un mungkin juga merupakan cara untuk menekan Amerika Serikat agar melanjutkan perundingan perlucutan senjata nuklir. Korea Utara telah mengupayakan kesepakatan dengan Amerika Serikat yang memungkinkan negara itu mempertahankan program nuklirnya secara terbatas, namun Amerika Serikat menolak untuk menerimanya.

Reaksi internasional

Peringatan Kim Jong Un mendapat kecaman internasional. Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan mengecam peluncuran ICBM dan peringatan Kim Jong Un.

Amerika Serikat mengatakan peringatan Kim Jong Un merupakan “ancaman serius terhadap perdamaian dan keamanan.” Jepang mengatakan peringatan itu "tidak dapat diterima" dan bahwa "mereka tidak akan menoleransi tindakan apa pun yang mengancam keamanan Jepang." Korea Selatan mengatakan peringatan itu adalah "tindakan provokatif" dan bahwa “mereka tidak akan menoleransi tindakan apa pun yang mengancam perdamaian dan keamanan Semenanjung Korea.”

Implikasi

Peringatan Kim Jong Un merupakan pengingat akan ancaman nuklir Korea Utara terhadap kawasan dan dunia. Peluncuran ICBM Korea Utara pada 20 Desember 2023 merupakan tonggak penting dalam pengembangan program nuklir negara tersebut.

Peluncuran ICBM dan peringatan Kim Jong Un meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea dan kawasan Asia-Pasifik. Peristiwa-peristiwa ini kemungkinan akan terus menjadi sumber kekhawatiran komunitas internasional dalam beberapa bulan dan tahun mendatang.

Kemungkinan skenario masa depan

Ada beberapa kemungkinan skenario ancaman nuklir Korea Utara di masa depan.

Salah satu skenarionya adalah Korea Utara terus mengembangkan persenjataan nuklirnya dan meluncurkan lebih banyak rudal balistik. Hal ini akan meningkatkan ancaman nuklir Korea Utara terhadap kawasan dan dunia.

Skenario lainnya adalah Korea Utara dan Amerika Serikat melanjutkan perundingan mengenai perlucutan senjata nuklir. Hal ini dapat mengarah pada kesepakatan yang membatasi program nuklir Korea Utara.

Skenario ketiga adalah Korea Utara melancarkan serangan nuklir. Hal ini akan menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk bagi kawasan dan dunia.

Sulit untuk memprediksi skenario mana yang paling mungkin terjadi. Namun, jelas bahwa ancaman nuklir dari Korea Utara merupakan sumber kekhawatiran yang signifikan bagi masyarakat internasional.